Setelah menampilkan adibusana di China, Malaysia, dan Indonesia, GV Gabriella Vania Couture memperkenalkan koleksi mahakarya bertajuk ‘Heirloom’ melalui peragaan koleksi di Marina Bay Sands, Singapura.
Di bawah cahaya sore yang lembut di Marina Bay Sands, label GV Gabriella Vania Couture mengukir sejarah baru lewat peragaan koleksi bertajuk Heirloom untuk Spring/Summer 2026 pada 11 Oktober. Keenam busana couture yang ditampilkan menghadirkan pesona yang sulit dilupakan — perpaduan antara teknik tinggi dan kehalusan rasa, di mana setiap jahitan berbicara, setiap detail berbisik tentang cinta, waktu, dan keabadian.
Bagi Gabriella Vania, Heirloom bukan sekadar tema. Kata itu menyimpan makna mendalam — warisan, kenangan, dan nilai yang melampaui waktu. Sebuah heirloom tidak lahir dari keindahan semata, tetapi dari cerita di baliknya, yakni bahwa sejatinya warisan adalah sesuatu yang dijaga, dihargai, dan diteruskan kepada generasi berikutnya. “Banyak klien saya yang mengatakan bahwa mereka ingin menampilkan cheongsam mereka di rumah, bukan hanya sebagai busana indah, tetapi sebagai karya seni yang memiliki nilai sentimental. Hal itu sangat menyentuh saya dan menjadi inti dari koleksi ini,” ujar Gabriella dengan kelembutan khasnya.
Koleksi Heirloom memadukan filosofi tersebut dengan bahasa desain yang halus namun visioner. Setiap busana dimulai dari sketsa tangan yang presisi, lalu dihidupkan melalui teknik bordir yang halus, lukisan tangan di atas kain, permainan volume tiga dimensi, hingga penempatan bros, tassel, dan kancing yang ditata secara harmonis. Beberapa busana bahkan menampilkan bunga, burung, dan kupu-kupu buatan tangan yang dapat bergerak secara halus, seperti aslinya. “When the precision of science meets the beauty of art, the natural world comes alive in motion,” ujar Gabriella, menegaskan perpaduan antara sains dan keindahan seni yang menjadi roh GV Couture.
Bagi Gabriella, Heirloom juga berbicara tentang gerakan — tentang bagaimana keindahan tidak hanya dipandang, tetapi dirasakan dalam gerak. Manik-manik berayun mengikuti langkah, bunga berputar lembut di bawah cahaya, dan sayap kupu-kupu mengepak seolah menyapa udara. Ia percaya bahwa gaun tidak hanya dikenakan, tetapi berinteraksi dengan kehidupan; memiliki arti dan cerita hidup pemakainya. “Saya ingin setiap karya saya terasa personal, membawa arti hidup, dan dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” katanya dengan mata berbinar.
Setiap gaun adalah karya seni yang membawa jiwa penciptanya, penuh dedikasi, cerita, dan dikombinasikan dengan jalan hidup dan cerita sang klien dengan pasangannya.
Dalam dunia mode yang sering berlomba mengejar tren, GV memilih jalur berbeda — menghadirkan sesuatu yang abadi, sesuatu yang tidak lekang oleh waktu, karena dibuat dengan hati dan makna. Koleksi ini mengajarkan bahwa keindahan sejati tidak sekadar lahir dari bentuk, tetapi dari perasaan yang tertanam di dalamnya.
Sejak 2012 label GV Gabriella Vania Couture berdiri, sang desainer telah berkiprah di berbagai panggung prestisius di Jakarta, Malaysia, China, dan Singapura. “Kami ingin membawa semangat keindahan Timur yang modern ke panggung global,” ujar Yudi Tukiaty, selaku Business Development Manager GV Couture, yang memegang peran penting dalam mengarahkan langkah strategis merek ini.
Karya GV Gabriella Vania telah menjadi pilihan selebriti, sosialita, dan keluarga konglomerat terhormat dari berbagai penjuru dunia. Mereka tidak sekadar mengenakan karya GV — mereka menuangkan kisah hidup mereka di dalamnya.
Setiap penampilan mencerminkan kepribadian pemakainya: elegan, percaya diri, dan berkelas, dengan sentuhan eksklusif yang tak dapat ditiru. Dalam dunia couture, keaslian adalah kemewahan tertinggi, dan GV Gabriella Vania telah mengukirnya dengan keanggunan yang abadi.
Sebagai suami sekaligus saksi perjalanan panjangnya, Yudi Tukiaty mengungkapkan rasa bangganya dengan tulus. “Saya melihat sendiri bagaimana setiap karya Gabriella lahir dari ketulusan dan kerja keras. Ia selalu menaruh hatinya di setiap detail — dari ide hingga jahitan terakhir. Melihatnya kini berdiri di panggung internasional membawa nama Indonesia membuat saya merasa sangat bangga. Ia tidak hanya menciptakan busana, tetapi warisan seni yang hidup,” ujarnya.
Melalui Heirloom, GV Gabriella Vania Couture menegaskan dirinya sebagai The Rising Indonesian Couturier in Asia — label yang melampaui batas antara mode dan seni, menghidupkan filosofi bahwa setiap busana bukan hanya benda untuk dikenakan, tetapi karya untuk dicintai. Di bawah langit sore Marina Bay Sands, keenam busana itu melangkah anggun di atas panggung, tidak sekadar sebagai gaun, melainkan sebagai warisan yang hidup — sebuah heirloom dalam arti yang paling sejati.
Hair piece by Le Ciel Design