Chef Edoardo Pellicano, sosok yang meraih bintang Michelin lewat restoran Maös di London, memulai perjalanan kuliner uniknya di Asia Tenggara dengan menjadikan Charkoal Jakarta sebagai panggung eksplorasi rasa dan budaya.
Pecinta kuliner di Indonesia mendapat kesempatan langka untuk mencicipi langsung racikan tangan seorang ahli gastronomi kelas dunia. Chef Edoardo Pellicano, sosok yang meraih bintang Michelin lewat restoran Maös di London, resmi memulai debutnya di Asia Tenggara melalui kolaborasi eksklusif bersama Ismaya Group. Selama tiga bulan penuh, mulai 13 Agustus 2025, Charkoal Jakarta akan menjadi tempat yang menghadirkan rangkaian sajian eksperimental kuliner yang dirancang khusus oleh sang chef.
Dikenal dengan metode memasak berbasis api, asap, dan bara, Chef Edoardo mengusung filosofi kuliner yang ia kembangkan dari pengalamannya di dapur-dapur ternama dunia seperti Noma, Viajante, dan Portland. Di Charkoal, ia akan menghidangkan pengalaman kuliner yang dirancang dengan perhatian mendalam, penuh pengendalian, dan bersifat dasar, seraya menghormati bahan baku serta energi yang mengubahnya melalui teknik memasak khasnya.
Kehadirannya di Jakarta kali ini tidak hanya untuk menghadirkan keahliannya dalam menyajikan kuliner bercita rasa tinggi saja, tetapi juga menjadi perjalanan personal yang mendalam terhadap budaya, ekologi, dan kreativitas. “Indonesia adalah negara yang telah lama membuat saya penasaran. Bukan hanya karena berbagai makanannya yang menarik, tetapi juga karena kekayaan biodiversitas, bahan-bahan lokal, lanskap, dan juga masyarakatnya,” ungkap Chef Edoardo.
Selama masa persiapan, Chef Edoardo terlibat langsung dalam proses eksplorasi, kolaborasi, dan riset ke berbagai daerah selama berbulan-bulan. Di bawah bimbingan Helianti Hilman, pelestari warisan pertanian Indonesia, ia berinteraksi langsung dengan petani, pengrajin, dan peramu bahan alami. Perjalanan ini membawanya hingga ke Muara Jambi, di mana ia menjumpai bahan yang kebetulan berada pada puncak kualitasnya, seperti tunas Risi dan Bambu Mayan yang hanya dapat dipanen sekali dalam dua tahun. Setiap elemen menu yang telah disiapkan merepresentasikan komitmen terhadap waktu, tempat, dan proses.
Bagi Ismaya Group, kolaborasi ini menjadi wujud ambisi besar untuk mengangkat posisi Jakarta di kancah kuliner internasional. Meski memiliki kuliner yang kaya, Jakarta kerap luput dari sorotan penghargaan internasional. Kehadiran chef inovatif seperti Edoardo Pellicano diharapkan mampu membangkitkan inspirasi di kalangan pelaku kuliner lokal, mendorong terciptanya kolaborasi bernilai, sekaligus membuktikan bahwa kekayaan bahan pangan Indonesia layak bersanding dengan yang terbaik di dunia.
Sebagai tuan rumah, Charkoal, restoran milik Ismaya yang mengedepankan seni kuliner, menjadi panggung bagi kolaborasi ini, menghadirkan ruang yang didesain ulang, perlengkapan makan khusus, ritual keramahtamahan baru, serta praktik pengadaan bahan baku yang selaras dengan filosofi unik Chef Edoardo.
Menariknya, kolaborasi ini juga mencakup aspek keberlanjutan melalui kerja sama dengan Aristamontana, sebuah perkebunan organik regeneratif di Bogor. Mereka menyediakan air mata air alami untuk kebutuhan dapur dan ruang makan, bukan untuk dikomersialkan, melainkan untuk memasak, membersihkan, dan membangun koneksi. Seluruh hasil dari kerja sama ini akan disalurkan ke program restorasi hutan dan pelestarian keanekaragaman hayati melalui Yayasan Paseban.
Lebih dari sekadar kehadiran seorang chef ternama, residensi ini adalah bentuk apresiasi terhadap alam, keahlian, dan budaya. Bagi Charkoal dan Ismaya, kolaborasi ini menggambarkan visi mereka yang ingin menghadirkan Jakarta sebagai destinasi kuliner yang peduli terhadap asal-usul bahan, sekaligus menempatkan cerita di balik setiap hidangan sama pentingnya dengan rasa yang tersaji.
Bagi pecinta kuliner yang ingin menikmati kreasi spesial Chef Edoardo Pellicano, reservasi dengan kapasitas terbatas dapat dilakukan melalui situs resmi Charkoal Jakarta.
