Musim panas belum berakhir: Ketika Conrad kembali, hati Belly dan Jeremiah siap diuji dalam musim ketiga “The Summer I Turned Pretty”.
Setelah dua musim penuh dinamika cinta dan kehilangan, “The Summer I Turned Pretty” kembali dengan musim ketiga yang tampaknya tidak akan membiarkan hati penontonnya tenang begitu saja. Prime Video baru saja merilis teaser resmi, memperlihatkan sekelumit perjalanan baru Belly, Jeremiah, dan Conrad dalam cinta segitiga yang semakin sulit diabaikan.
A love for all seasons. The final season of The Summer I Turned Pretty begins July 16 on Prime Video. pic.twitter.com/aeHrNbX24r
— The Summer I Turned Pretty (@thesummeritp) April 24, 2025
Teaser tersebut dibuka dengan potongan manis hubungan Belly dan Jeremiah, dibalut nuansa cerah yang seolah menandakan babak baru yang stabil dan membahagiakan.
Namun seperti musim panas yang cerah yang tiba-tiba diguyur badai, suasana bergeser saat sosok Conrad muncul di depan pintu Belly, menandai bahwa perjalanan cinta ini jauh dari kata selesai.
Musim ketiga menjanjikan lebih dari sekadar nostalgia akan cinta pertama. Ini adalah momen bagi Belly untuk meninggalkan reaktivitas masa remajanya dan memasuki fase baru, di mana ia harus benar-benar memilih jalannya sendiri.
Jika dua musim sebelumnya masih berkutat pada tarik-ulur perasaan, kini cerita bergulir ke arah yang lebih dewasa—penuh konsekuensi, kehilangan, dan keberanian untuk menyakiti ataupun disakiti.
Bukan hanya tentang siapa yang akan dipilih Belly, melainkan tentang bagaimana ia akan memilih, setelah bertahun-tahun terombang-ambing di antara dua sosok yang masing-masing mencerminkan sisi berbeda dari hidupnya.
Conrad dengan ketenangan yang menyimpan luka, Jeremiah dengan keceriaan yang terkadang menutupi ketakutan—keduanya bukan sekadar pilihan romantis, tetapi simbol dari dua jalan yang sangat berbeda.
Dengan dinamika yang lebih intens dan narasi yang semakin berani, “The Summer I Turned Pretty” musim ketiga tampaknya tidak sekadar menawarkan penutup yang manis.
Musim ini siap mengaduk rasa, menghancurkan ekspektasi, dan menghadirkan akhir yang terasa begitu pahit sekaligus manis—seperti musim panas itu sendiri.