Share
Gaun Algae dan Kreasi ‘Hidup’ Iris van Herpen di Paris Haute Couture Week Terinspirasi oleh Laut
Annisa Laksmi
17 July 2025

Melalui koleksi Sympoiesis, Iris van Herpen mengajak kita melihat tubuh manusia sebagai bagian dari alam. Karyanya bukan hanya busana, tapi juga pesan tentang bagaimana kreativitas bisa menjadi cara untuk menjaga dan merawat bumi yang kita cintai.


Ada makna yang mendalam di balik Sympoiesis, koleksi haute couture terbaru dari Iris van Herpen yang ditampilkan di Paris Haute Couture Week pada 7 Juli 2025 silam. Selama hampir dua dekade, van Herpen dikenal karena desain-desainnya yang menggabungkan alam dan teknologi. Kali ini, ia mengangkat isu yang cukup mendesak, yaitu tentang rapuhnya keseimbangan antara alam dan manusia. Koleksi ini menjadi pengingat bahwa hubungan itu kini mulai retak.

van Herpen menjadikan lautan sebagai pusat inspirasi. Lautan adalah bagian bumi yang penuh kehidupan, namun juga sangat rentan. Melalui bentuk-bentuk yang mengalir, lapisan-lapisan transparan, dan tekstur kain yang seperti air, ia menyampaikan pesan itu dalam bentuk busana.

iris van herpen - algae dress

Dilansir dari portal berita Dezeen, pertunjukan van Herpendibuka dengan sesuatu yang sungguh unik, sebuah gaun ‘hidup’ yang dibentuk dengan 125 juta alga bercahaya (Pyrocystis lunula), hasil kerja sama dengan biodesainer Chris Bellamy. Alga ini dibudidayakan dalam air laut selama berbulan-bulan dan akan menyala saat model bergerak. Dengan instalasi cahaya dari seniman Nick Verstand, gaun tersebut tampak berkilau dengan lembut di atas runway. “Gaun ini bukan dibuat, tapi ditumbuhkan. Ia perlu dirawat. Gaun ini hidup,” kata van Herpen.

Gaun-gaun yang ia tampilkan berikutnya pun tak kalah menarik.

iris van herpen - coral reef

Beberapa gaun dibuat dari Brewed Protein, sejenis material ramah lingkungan yang bisa terurai secara hayati, hasil pengembangan perusahaan bioteknologi Spiber. Kain ini dipotong menyerupai bentuk terumbu karang dan dipadukan dengan organza tipis. Saat dikenakan, busana ini bergerak lembut seperti makhluk laut yang melayang di perairan laut.


Busana berikutnya terinspirasi dari ubur-ubur Turritopsis dohrnii. Dibuat dari Japanese airfabric dan rangka serat karbon transparan, gaun-gaun ini tampak melayang ringan di tubuh model seperti ubur-ubur yang berenang perlahan di dalam air.

iris van herpen noosphere
Salah satu penampilan paling memukau adalah gaun Noosphere, dalam warna biru laut dan hijau yang dalam. Organza dibentangkan di atas rangka melengkung, membentuk siluet seperti gelombang laut yang sedang menggulung. Gaun ini menggambarkan kekuatan sekaligus kerentanan laut.

iris van herpen collaboration with casey curran

Kolaborasi dengan seniman Casey Curran menghasilkan gaun dengan struktur seperti rangka tulang, terinspirasi dari bentuk alga bercahaya di bawah mikroskop.

iris van herpen - final dress
Penampilan gaun terakhir menjadi penutup yang memikat. Kain sutra warna gading dililitkan di atas bentuk gelombang, lalu dilapisi resin bening. Hasilnya terlihat seperti ombak yang dibekukan tepat sebelum pecah, menggambarkan sebuah momen yang hening namun penuh tenaga.“Koleksi ini adalah kolaborasi dengan alam,” kata Van Herpen. “Di tengah krisis ekologi dan hilangnya keanekaragaman hayati, biodesain membantu kita membayangkan cara baru dalam menciptakan. Bukan hanya terinspirasi dari alam, tapi benar-benar terhubung dengan alam.”