Di balik setiap kilau emas, Naomi Julia Soegianto menanamkan sesuatu yang jauh lebih berharga: ketulusan dan berkat.
Terkadang, kisah sukses lahir dari jalan yang tidak terduga—dan itulah yang dialami oleh Naomi Julia Soegianto. Sebagai pendiri sekaligus CEO PT Nafiri Jaffa Sentosa (NJS Gold), Naomi membuktikan bahwa perjalanan menuju puncak tidak harus selalu sesuai rencana. Jalan hidupnya menuju dunia perhiasan penuh kejutan dan inspirasi, dan itulah yang membuat kisahnya semakin berkilau.
Dari luar, perjalanan Naomi ke dunia perhiasan memang tampak tidak biasa. Ia menempuh pendidikan di bidang akuntansi, tanpa latar belakang seni, dan sama sekali tidak pernah membayangkan dirinya akan memimpin bisnis manufaktur emas.
Ia mengakui, “Perhiasan bukan sesuatu yang saya minati sejak awal.”
Masa mudanya diwarnai oleh pilihan-pilihan praktis; mengikuti nasihat sang ayah untuk memilih bidang yang menjamin keamanan finansial, ia pun mengambil jurusan akuntansi dan memulai karier di Jakarta. Namun, hidup membawa Naomi kembali ke Surabaya hingga akhirnya memulai NJS Gold. Dan dari situ ia mulai memasuki dunia yang sebelumnya hanya ia lihat dari kejauhan.
Kewajiban yang awalnya terasa berat perlahan berubah menjadi rasa kepemilikan—bukan hanya atas perusahaan, tapi juga atas panggilan baru dalam hidupnya. Naomi benar-benar melibatkan diri di setiap aspek bisnis: mulai dari mencari bahan baku, mengawasi produksi, menentukan strategi harga, pemasaran, hingga desain.
Seiring waktu, ia mengembangkan kepekaan yang tajam terhadap apa yang akan berhasil di pasar—bukan dari sudut pandang seni, tapi dari pemahaman mendalam tentang apa yang diinginkan pelanggan. Ia menyadari bahwa kekuatannya bukan pada menggambar desain, melainkan pada kepekaan membaca pasar. Ia bisa menganalisis produk apa yang akan sukses, dan apa yang sebaiknya tidak diproduksi.
Kombinasi antara insting dan naluri bisnis ini menjadi salah satu aset terbesarnya.
“Saya melihat perhiasan dari mata marketing,” jelasnya, “tidak semua harus besar atau mencolok. Tantangannya adalah membuat sesuatu yang sederhana tetap terasa indah dan bernilai.”
Filosofi ini menjadi inti dari identitas NJS Gold. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini fokus pada produk-produk yang ringan namun tetap elegan—pendekatan yang semakin relevan di tengah harga emas yang terus berubah. Naomi tidak suka sekadar mengikuti tren atau terpaku pada formula lama; ia lebih memilih beradaptasi.
Baginya, sukses berarti memahami kebutuhan pasar yang selalu berubah sembari tetap berpegang pada kualitas dan ketulusan.
Di tengah persaingan dan tantangan menjalankan perusahaan manufaktur, Naomi tidak digerakkan oleh ambisi semata. Ia memang seorang yang realistis, tapi juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Tujuannya membumi dan sering kali bersifat sangat personal. Baginya, pertumbuhan hanya bermakna jika tetap manusiawi.
“Saya tidak hanya ingin membangun perusahaan besar,” katanya dengan tegas, “saya ingin membangun sesuatu yang menjadi berkat untuk orang lain.”
Prinsip ini juga tercermin dalam gaya kepemimpinannya. Naomi memimpin dengan kehadiran yang tegas tapi juga penuh empati. Kantornya yang berdekatan dengan area produksi membuatnya selalu terhubung dengan tim. Para karyawan didorong untuk berkomunikasi langsung dengannya, dan Naomi memastikan kehadirannya bukan hanya simbolis, tapi benar-benar fungsional. Ia percaya pentingnya menciptakan lingkungan kerja di mana setiap orang merasa dihargai, apapun perannya.
“Bahkan di dunia manufaktur, kita harus tetap memanusiakan manusia,” ujarnya. “Empati itu penting, apalagi sebagai perempuan yang memimpin.”
Sebagai CEO perempuan, Naomi justru melihat empati, kesabaran, dan kepekaan emosional sebagai kekuatan. Ia memimpin dengan hati, memberikan memotivasi, mendengarkan dengan sungguh-sungguh, dan selalu berusaha memimpin dengan hati terbuka. Baginya, kepemimpinan terbaik bukan soal hierarki, tapi soal tanggung jawab—kepada orang, produk, dan nilai-nilai yang mendasari semuanya.
Keluarga memegang peranan penting dalam hidup Naomi. Kedua anaknya kini terlibat aktif di NJS Gold, namun keikutsertaan mereka bukan karena paksaan. “Saya tidak pernah memaksa mereka bergabung. Saya tidak membekali mereka dengan modal finansial, tapi dengan pengetahuan dan pengalaman.”
Putranya mulai bekerja sesaat sebelum pandemi COVID-19, masuk melalui departemen pemasaran sebelum akhirnya terjun ke produksi. Sementara putrinya kini menjadi bagian krusial dalam hal desain dan pemasaran. Naomi merasa sangat bersyukur bisa bekerja bersama anak-anak yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
Meski kini anak-anaknya ikut melanjutkan bisnis, Naomi tetap memimpin dari depan. Perannya lintas departemen, dan kesehariannya mencerminkan perpaduan antara pressure dan passion.
Ia menjaga kesehatan dan stamina dengan disiplin berolahraga—mulai dari angkat beban, pilates, hingga padel bersama keluarga. Hidup dengan kondisi autoimun membuat olahraga jadi semakin penting. Ia percaya, olahraga bukan hanya menguatkan tubuh, tapi juga menjernihkan pikiran. Ia selalu mendorong perempuan lain—terutama yang mendekati menopause—untuk memprioritaskan aktivitas fisik sebagai bentuk penghargaan diri dan menjaga vitalitas.
Meski terlihat kuat, Naomi tetap membawa kelembutan dalam dirinya. Rasa syukurnya tulus dan langsung terasa. Ia sangat menghargai staf yang sudah lama bersamanya, dan ibunya menjadi emotional support yang setia. Di atas segalanya, Naomi memegang teguh keyakinan—pada tujuan hidup, jalan yang ia tempuh, dan kekuatan melakukan segala sesuatu dengan sepenuh hati.
Jika bisa kembali ke masa mudanya, Naomi ingin lebih banyak refleksi. “Andai saya tahu akan sampai di titik ini, saya pasti lebih banyak menggali lebih dalam potensi diri saya. Bukan untuk membangun perusahaan besar, tapi agar bisa menjadi berkat kepada lebih banyak orang.”
Kisah Naomi bukan tentang kesuksesan instan atau ambisi semata. Ini adalah kisah penemuan diri, jatuh cinta perlahan pada pekerjaan yang dulu terasa asing, dan tetap berakar pada iman. Ia tidak melihat dirinya sebagai seseorang yang sudah ‘berhasil’. Baginya, kesuksesan masih ada di depan—diukur bukan dari laba, tapi dari kesiapan anak-anaknya menjalani hidup yang bermakna.
“Saya ingin Tuhan pakai saya semaksimal mungkin sebelum Tuhan memanggil saya kembali. Itu cita-cita saya yang terbesar,” tutupnya.
Kilauan sering diukur dengan karat, tetapi Naomi Julia Soegianto menawarkan kecemerlangan yang langka—lahir dari kerendahan hati, ketangguhan, dan keinginan tulus untuk memimpin dengan hati.
Photos MARIO PHOTOGRAPHIE
Styling BUNG BUNG MANGARAJA
Styling asst. DEWI NAOMI
Makeup CARLOS SHU
Hair TESSA from PUSPITA MARTHA INTERNATIONAL BEAUTY SCHOOL
Wardrobe MAX MARA, HARTONO GAN, VALENTINO, TORY BURCH
Jewelry NJS Gold
Location PARK HYATT JAKARTA