Share
Rayakan Hari Kartini dengan 10 Film Bertema Perempuan Tangguh yang Menginspirasi Ini!
Putrika Annaya Salsabila
21 April 2025

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, mari kita rehat sejenak dan saksikan beberapa film pilihan yang mengangkat tema tentang perempuan berikut ini!


Hari ini, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama di bidang pendidikan. Namun, esensi dari peringatan ini tak berhenti pada sejarah semata.

Hari Kartini juga menjadi momentum untuk mengangkat suara perempuan masa kini—tentang mimpi, daya juang, dan peran mereka dalam berbagai lapisan masyarakat. Salah satu cara paling menyenangkan dan reflektif untuk merayakannya adalah dengan menyaksikan film-film yang menyuarakan semangat emansipasi perempuan dari berbagai sudut pandang, budaya, dan zaman.

Dari film biopik lokal hingga karya internasional yang ikonis, berikut sepuluh rekomendasi film pilihan untuk menemani Hari Kartini 2025!

1. Kartini (2017)

Rekomendasi Film 1

Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, film ini membawa kita menelusuri kehidupan R.A. Kartini dari balik tembok keraton Jepara. Dibintangi Dian Sastrowardoyo, film ini tidak hanya menyorot perjuangan Kartini untuk pendidikan dan kesetaraan gender, tetapi juga dilema emosional sebagai perempuan bangsawan Jawa yang terikat adat.

Lewat sinematografi yang kuat dan dialog yang menyentuh, Kartini menghadirkan sosok pahlawan nasional sebagai manusia seutuhnya—rapuh, tangguh, dan berani.

2. Little Women (2019)

Rekomendasi Film 2

Adaptasi Greta Gerwig dari novel klasik Louisa May Alcott ini menyajikan kisah keluarga March dengan pendekatan segar dan emosional. Meg, Jo, Beth, dan Amy masing-masing berjuang menemukan jalan hidup mereka di tengah tuntutan masyarakat abad ke-19. Film ini menyampaikan pesan bahwa menjadi perempuan bisa berarti banyak hal—tak selalu harus menikah muda, menjadi ibu rumah tangga, atau mengejar kesempurnaan.

"Women have minds, and they have souls, as well as just hearts," ujar Jo March—dan seluruh film ini adalah perwujudan dari kalimat itu.

3. Barbie (2023)

Rekomendasi Film 3

Disutradarai Greta Gerwig, Barbie melampaui ekspektasi sebagai film boneka. Ia menjadi satire cerdas tentang feminisme, identitas, dan konstruksi sosial terhadap perempuan. Melalui perjalanan Barbie dari Barbieland ke dunia nyata, kita diajak mempertanyakan standar kecantikan, ekspektasi gender, dan peran perempuan dalam dunia patriarki—dengan warna pink, komedi, dan air mata.

Bukan sekadar film anak-anak, Barbie adalah refleksi tajam tentang bagaimana perempuan dilihat dan melihat dirinya sendiri.

4. Gadis Kretek (2023)

Rekomendasi Film 4

Serial adaptasi dari novel karya Ratih Kumala ini memadukan sejarah industri kretek dengan kisah cinta dan emansipasi. Lewat karakter Dasiyah yang cerdas dan mandiri, kita melihat bagaimana perempuan bisa menjadi pionir dalam industri yang didominasi pria, tanpa kehilangan sisi personalnya sebagai anak, kekasih, dan perempuan.

Dengan latar sejarah Indonesia yang kaya dan detail produksi yang apik, Gadis Kretek menjadi simbol keberanian perempuan menentang kodrat yang dibakukan.

5. Pride & Prejudice (2005)

Rekomendasi Film 5

Dalam dunia kelas sosial yang ketat di Inggris abad ke-19, Elizabeth Bennet menolak tunduk pada norma-norma yang mengekang pilihan hidupnya. Dengan kecerdasannya, ia mempertanyakan institusi pernikahan dan kebebasan memilih, di tengah tekanan keluarga dan masyarakat.

Disutradarai Joe Wright dan dibintangi Keira Knightley, film ini tetap relevan sebagai potret perempuan yang menuntut hak atas pikirannya sendiri—dengan atau tanpa romansa.

6. Sokola Rimba (2013)

Rekomendasi Film 6

Diangkat dari kisah nyata Butet Manurung, film ini menyajikan perjuangan seorang pendidik perempuan yang membawa literasi ke masyarakat adat di pedalaman Jambi. Disutradarai Riri Riza, Sokola Rimba memperlihatkan keteguhan hati, keberanian, dan empati dalam memperjuangkan akses pendidikan.

Film ini tidak hanya memperlihatkan perjuangan Butet, tetapi juga memberi suara kepada perempuan rimba yang perlahan menemukan kekuatannya melalui pengetahuan.

7. Suffragette (2015)

Rekomendasi Film 7

Dengan setting Inggris awal abad ke-20, Suffragette menggambarkan perjuangan perempuan kelas pekerja dalam memperjuangkan hak pilih. Carey Mulligan memerankan Maud Watts, seorang buruh laundry yang terlibat dalam gerakan radikal demi perubahan.

Film ini memperlihatkan betapa mahal harga dari kesetaraan, termasuk kehilangan pekerjaan, anak, dan kebebasan. Dengan pendekatan realistis dan emosional, Suffragette adalah penghormatan terhadap para perempuan yang membangun demokrasi dengan darah dan air mata.

8. The Queen’s Gambit (2020)

Rekomendasi Film 8

Serial Netflix ini mengeksplorasi dunia catur lewat sosok Beth Harmon, jenius muda yang berjuang melawan kecanduan, trauma masa kecil, dan stereotip gender. Dalam dunia yang didominasi pria, Beth membuktikan bahwa kejeniusan tak mengenal jenis kelamin.

Dibintangi Anya Taylor-Joy, The Queen’s Gambit adalah ode kepada perempuan yang tak hanya berani bermimpi, tapi juga bekerja keras mewujudkannya—dalam diam dan dalam sorotan.

9. Ini Kisah Tiga Dara (2016)

Rekomendasi Film 9

Film musikal modern garapan Nia Dinata ini menyorot kehidupan tiga perempuan bersaudara yang hidup di bawah tekanan sosial dan keluarga. Dengan nuansa jenaka dan musik yang manis, film ini menyentuh isu-isu seperti standar kecantikan, status pernikahan, dan pencarian jati diri.

Ini Kisah Tiga Dara menawarkan perspektif yang segar dan dekat dengan realita perempuan Indonesia urban masa kini.

10. The Devil Wears Prada (2006)

Rekomendasi Film 10

Andrea Sachs (Anne Hathaway) mungkin hanya ingin menjadikan Runway sebagai batu loncatan, tapi pengalaman bekerja di bawah editornya yang legendaris, Miranda Priestly (Meryl Streep), justru menjadi pelajaran tentang ambisi, harga diri, dan perempuan dalam posisi kepemimpinan.

Film ini memperlihatkan bahwa kekuatan bisa hadir dalam bentuk high heels dan keputusan dingin, tanpa kehilangan kompleksitas emosional di baliknya.